Foto : Erwin
Jakarta, Media Indonesia Raya – Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dan juga menjadi negara dengan penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dalam kondisi seperti ini tentunya banyak permasalahan yang terjadi, masalah ini berhubungan erat dengan masyarakat. Sebagian besar permasalahan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia merupakan permasalahan lama yang sedari dulu belum atau kurang terselesaikan dengan baik dan maksimal sehingga semakin hari permasalahan-permasalahan tersebut berkembang dan semakin kompleks. Permasalahan tersebut antara lain kemiskinan, semakin bertambahnya pengangguran, rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat, kurangnya lapangan pekerjaan, dan berbagai permasalahan lainnya.
Untuk menjawab berbagai permasalahan bangsa tersebut sangat dibutuhkan peran organisasi masyarakat yang mampu menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang ada.
“Setiap individu dalam hal ini peranan Pengurus, Anggota dan keluarga besar Pandji Pertiwi harus bisa hadir dan menjadi solusi ditengah masyarakat,” kata Arief A. Baluwell, S.H., kepada Media Indonesia Raya di Markas Besar Pandji Pertiwi, Otista, Jakarta, Kamis (24/8).
Arief mengharapkan semua Pengurus termasuk Anggota Pandji Pertiwi untuk fokus kedepan kepada pemberdayaan Ekonomi. Terutama soliditas dalam membangun usaha sebagai salah satu solusi dari permasalahan belakangan ini. Kuncinya adalah Sinergitas dan Terintegrasi.
“Saya pribadi juga berharap setiap Pengurus dan Anggota Pandji Pertiwi untuk menjadi produktif, memiliki kemandirian yang tinggi, mampu melihat peluang dan tantangan yang ada, kreatif, inofatif serta fokus didalam pemberdayaan ekonomi. Kalau Pengurus dan Anggota mapan itu lebih baik dan akan menunjang kegiatan-kegiatan organisasi. Termasuk kegiatan sosial,” jelas Arief.
Dia juga menghimbau bagi setiap Pengurus dan Anggota Pandji Pertiwi yang sudah menentukan arah pilihan politik dengan bergabung kepada salah satu tim sukses/pemenangan Paslon agar tidak mengatasnamakan dan menggunakan atribut Organisasi Pandji Pertiwi.
“Saya mau organisasi ini murni berbuat, berbakti dan solusi bagi masyarakat, bangsa dan negara. Bukan kepentingan golongan tertentu. Maka apabila nanti ditemukan ada Penggunaan atribut dan nama organisasi maka saya anggap itu “Liar” karena tidak melalui mekanisme Organisasi,” tegas Arief.
Menurutnya sikap Organisasi Pandji Pertiwi nanti tergantung kepada keputusan kolektif dan masukan dari anggota dan keluarga besar Pandji Pertiwi yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Di dalam organisasi Pandji Pertiwi kami punya mekanisme berupa musyawarah untuk mufakat, dimana membuat keputusan harus melalui mekanisme tersebut. Kadang mungkin ada sedikit kendala internal terkait keputusan kolektif dengan tarik menarik kepentingan pribadi. Tapi itulah dinamika dalam organisasi. Dan saya selaku Ketua Umum masih terus mengakomodir serta mencari jalan tengah, titik temu dari setiap masukan yang ada. Intinya keputusan tersebut harus mengedepankan Persatuan dan kepentingan orang banyak. Terutama Rakyat, Bangsa dan Negara,” tandas Arief.(Erwin)