Indonesia Darurat Narkoba, DPC INSANO Bentuk Kepengurusan Untuk Sosialisasi Anti Narkoba Di Kabupaten Bekasi

Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya – Narkotika masih menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2017 menunjukkan bahwa terdapat lebih kurang 3.367.000 orang yang menggunakan narkoba.

Negara lewat Pemerintah sudah menyatakan kondisi darurat narkoba sejak lama, dan itu sudah berlaku sejak tahun 1971. Ketika itu, Presiden RI ke-2 Soeharto menyatakan, Indonesia sedang dalam kondisi darurat narkoba.

Namun kenyataannya Indonesia Darurat Narkoba hanya sebatas wacana dan slogan saja. Sampai hari ini sama sekali tidak terlihat tindakan secara radikal bagi para gembong narkoba.

Untuk mengatasi masalah tersebut jajaran Pengurus Dewan Pimpinan Cabang Indonesia Anti Narkoba (DPC INSANO) Kabupaten Bekasi mengadakan kegiatan pembentukan dan pemantapan pengurus di Kabupaten Bekasi, Sabtu (25/12/2021). Kegiatan tersebut dihadiri para jajaran Pengurus DPC INSANO Kabupaten Bekasi antara lain Kusnendar (Ketua Umum), Tjetjep (Sekretaris), Sumardi (Wakil Ketua bidang Politik dan Strategi), Suhartini (Bendahara), Sofyan (OKK), Haris (Wakil Ketua bidang Ekonomi Kreatif), Bambang (IT), Liun Bastian (Porseni), R. Ario Yuniarto (Humas). Visi dan misi dari pembentukan dan pemantapan pengurus DPC INSANO Kabupaten Bekasi adalah untuk memberikan sosialiasi tentang bahaya narkoba kepada masyarakat di Kabupaten Bekasi.

“Untuk mengatasi persoalan tersebut Pemerintah harus menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat untuk bersama-sama memikirkan cara menanggulangi masalah narkoba,” kata Ketua Dewan Pimpinan Cabang Indonesia Anti Narkoba (DPC INSANO) Kabupaten Bekasi, Kusnesndar kepada para wartawan di Kabupaten Bekasi, Sabtu (25/12/2021).

Kusnendar mengatakan pengaruh narkoba sudah menyentuh setiap lini di setiap daerah di Indonesia. Tidak ada satu daerah pun di Indonesia yang terbebas dari pengaruh narkoba termasuk di Kabupaten Bekasi.

“Narkoba sudah masuk hinga ke Desa-Desa, dan Kecamatan termasuk di wilayah Kabupaten Bekasi. Hampir semuanya anak-anak dari TK sudah mulai mengenal narkoba. Ketika mereka tidak bisa membeli narkoba, mereka akan menghisap lem Aibon sebagai gantinya. Ironi sekali bila 5 tahun ke depan kita kehilangan banyak generasi penerus bangsa,” ungkap Kusnendar.

Menurut Kusnendar, untuk mengatasi dan meminimalisir pengaruh narkoba dibutuhkan kerjasama, kolaborasi dan sinergitas seluruh stack holder di Kabupaten Bekasi. Dia menyebut kepengurusan DPC INSANO siap membackup program Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi terutama dalam rangka penganggulangan narkoba.

“Yang pasti sinkronisasi program antar lembaga Pemerintah seperti Kepolisian, TNI, BNN, semua Kementerian hingga BUMN dan Swasta termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah narkoba di negara kita khususnya di Kabupaten Bekasi. Kami siap membantu Pemda Bekasi untuk bersama-sama mengatasi persoalan narkoba,” tandas Kusnendar.(Win/Red)