Spread the love

Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya  – Persatuan Saudagar Muslimah Indonesia (PERSAMI) Gelar Seminar Nasional yang bertemakan “Peran Perempuan bagi Pengembangan Industri Halal untuk Ekonomi yang Berkelanjutan dan Upaya Menghadapi Kompetisi Global”, di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Jl. Widya Chandra VIII No. 34, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2022).

Pembicara yang hadir dalam kegiatan seminar yang diselenggarakan secara online dan offline tersebut antara lain Nico Barito (Dubes Republik Seychelles), Prof. Dr. Euis Amalia, M. Ag (Guru Besar Ekonomi Syariah / Wakil Ketua Umum Persami), Ir. Dody Widodo, M. Si (Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI), Dr. Dra. Nurhayati Subakat (Komisaris Utama PT. Paragon Technology and Innovation), Ir. Reni Yanita, M. Si (Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI), Afdhal Aliasar, MBA, MFIP (Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah(KNEKS)).

Dalam sambutannya Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PERSAMI, Dr. Siti Nur Azizah Ma’ruf SH, M.Hum mengatakan salah satu program dari PERSAMI selain pendampingan terhadap UMKM, Persami juga memberikan literasi kepada masyarakat tentang halal lifestyle. Ia pun menyatakan kesiapan Persami untuk membantu pemerintah dalam memajukan sektor ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

“Persami menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah dan siap menerima arahan agar spirit (semangat) “Go Halal Go Global” bisa terwujud. Persami siap bahu membahu mencapai misi tersebut dan berharap dapat melakukan pergerakkan ekonomi berbasis sistem halal sebagai salah satu metode dalam mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia,” imbuh Siti.

Nico Barito dalam paparannya mengemukakan saat ini Kementerian Perekonimian dan Republik Seychelles sudah membangun kerjasama dalam ekonomi biru (Blue Economy).

“Tinggal peranan masyarakat pesisir ituu bagaimana. Masyarakat pesisir bukan hanya laki-laki tapi juga perempuan. Peranan masyarakat untuk meningkatkan produk makanan laut yang halal jelas sangat dibutuhkan,” ujarnya.

Nico juga mengajak dan membantu
PERSAMI untuk mengurus alam karena
70% alam terdiri dari laut.

“Jika tidak diurus dengan baik habitat laut seperti terumbu karang dll bisa rusak. Disinilah peranan ibu-ibu dari PERSAMI dibutuhkan,” katanya.

Selain itu Nico juga melihat peluang PERSAMI untuk maju dalam industri kelautan. Ia juga berjanji membantu para Pengusaha yang tergabung dalam PERSAMI dengan lewat Momerendum of Understanding (MoU) dengan Republik Sycelles dan negara Afrika lainnya.

“Latar belakang PERSAMI yang datang dari pesantren yang juga ada tinggal di daerah pesisir jelas menjadi peluang besar untuk masuk ke industri kelautan. PERSAMI harus mendorong dan meningkatkan kompetensi warga yang tinggal di Pesisir. Selain itu dengan jaringan atau network yang ada PERSAMI dapat menembus pasar Afrika termasuk Republik Sycelles,” tuturnya.

Sementara itu dikesempatan yang sama, Guru Besar Ekonomi Syariah / Wakil Ketua Umum Persami Prof. Dr. Euis Amalia, M. Ag dalam paparannya mengatakan saat ini skala ekonomi nasional didominasi oleh para pelaku usaha mikro.

“Sekitar 99,9 persen skala usaha mayarakat Indonesia adalah usaha kecil mikro. Jumlahnya sangat banyak, dan ini yang perlu kita berdayakan. Sedangkan usaha besar itu hanya 0,01 persen, usaha menengah itu 0,25 persen. Kelompok usaha kecil mikro ini dikelola oleh perempuan, sedangkan 60 persennya adalah kelompok perempuan yang menggerakkan. Dan ini adalah potensi yang luar biasa yang ini menjadi peer kita bersama,” jelasnya.

Sedangkan Ir. Reni Yanita, M. Si selaku Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI mengemukakan perlunya kolaborasi antar stackholder untuk mewujudkan daya saing IKM.

“Dalam hal ini kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, asosiasi serta beragam pemangku kepentingan lainnya sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing,” katanya.

Selain itu, Reni menekankan perlunya menanamkan jiwa Enterpreneurship untuk meningkatkan daya saing IKM dengan serttifikat halal.

“Jadi pelaku IKM jangan takut berubah, terus meningkatkan produk yang dihasilkan yang terjamin kehalalannya sehingga bisa bersaing di pasar global. Yang pasti kami menjamin produk yang dihasilkan telah memiliki sertifikat halal,” ucapnya.

“Kita juga mempercepat produk halal dengan melakukan MoU dengan Kementerian Agama, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH),” imbuh Reni menambahkan.(Win/Red)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!