Foto : Erwin

Jakarta, Media Indonesia Raya – Strategi personal branding menjadi kebutuhan utama bagi para politisi. Termasuk, bagi politisi yang tengah menjadi kandidat dalam masa pemilihan umum (Pileg dan Pilpres).

Berdasarkan brand engagement positif di 2018, Polaris mengadakan survei untuk 10 Tokoh Politik Indonesia mulai dari Bambang Soesatyo, Imam Nahrawi, Basuki Hadimuljono, Ridwan Kamil, Fahri Hamzah, Paolo Maldini, Grace Natalie, Tri Rismarini, Emil Dardak dan Erick Tohir.

“Kami adalah lembaga riset digital berbasis big data atau dikenal juga sebagai data raksasa. Kalau sebelumnya ada survei lapangan, juga ada survei media sosial atau pemantauan media sosial yang menurut kami pemantauan media sosial itu akhir-akhir ini sering dijadikan acuan untuk menulis berita atau dijadikan alat pembuat keputusan oleh masyarakat. Tapi menurut kami analisa media sosial ini tidak akurat dan terlalu bias karena kita tahu sekarang banyak bot, konsultan-konsultan digital punya akun-akun kloningan. Yang satu orang bisa mengoperasikan 1000 akun. Yang mana jika ada isu tertentu misalnya tentang satu tokoh, ini pasukannya dikerahkan, tapi datanya tidak mewakili apa yang terjadi di masyarakat. Maka dari itu Polaris mencari sebuah metode atau mencari sebuah basis data yang baru yaitu panel. Jadi kami menggabungkan antara prinsip sains dari survei lapangan. Survei lapangan mulai dari Survei Langsung, Con Survey, dan Forum Group Discussion (FGD). Yang digital juga kita pakai, analisa sosial media juga kita pakai namun kita tambahkan dengan data panel. Kalau di Amerika Serikat yang pegang itu Ylab sedangkan di Indonesia belum ada,” ungkap Iman Sjafei CEO Polaris kepada Media Indonesia Raya seusai acara Trend 2018 : Branding Otentik Tokoh Politik di Kaffein Cafe, The Foundry, SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).

Untuk mengetahui seberapa besar tingkat brand identity dan brand engagement ke 10 Tokoh Politik tersebut, menurut Iman mengadakan survei pada 5000 orang pengguna HP secara acak atau random.

“Hasilnya kami memperoleh informasi terkait tokoh politik, dimana masyarakat sepanjang 2018 tertarik untuk mengetahui tentang latar
belakang tokoh termasuk dari sisi personal, kebijakan/inovasinya serta sikap politik termasuk terkait Pilpres 2019. Dapat dikatakan inilah faktor pembentuk brand identity dan penentu brand engagement seorang tokoh politik. Sedangkan untuk brand identity yang efektif dan disukai adalah yang otentik, tidak terkesan memaksa, apa adanya dan memiliki ciri khas tertentu,” tandas Iman.

Selain CEO Polaris Iman Sjafei, turut hadir dalam acara tersebut Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, Data Scientist Dattabot Hasan Yusuf, dan Analis Charta Politika Ardha Ranadireksa.(Erwin)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!