Foto : Erwin

Jakarta, Media Indonesia Raya – Berawal dari metamorphosis pergerakan mahasiswa ex 78 yang pada saat itu gerakan mereka menuntut pergantian pemerintah Tirani atau disebut saat ini orba (orde baru) yang di pimpin oleh presiden Soeharto, dan merupakan pemerintahan yang otoriter. Pergerakan mahasiswa pada saat itu belum membuahkan hasil dalam mengganti pemerintahan yang Otoriter. Pergerakan terhenti karena para mahasiswa ditangkap oleh rezim soeharto karena mahasiswa dianggap sebagai musuh rezim soeharto.

Seiring dengan berjalan nya waktu, pergerakan mahasiswa terus berlanjut sampai tahun 1998, yang mana adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan pro demokrasi.

Gerakan ini menjadi peristiwa yang monumental karena berhasil menjatuhkan pemerintah rezim soeharto, yang di kenal era Reformasi 98.

“Setelah pasca Reformasi berlalu selama 21 tahun lamanya arah gerak perubahan kita harapkan semakin jauh dari apa yang kita perjuangkan dimana para penumpang gelap Reformasi yakni Amien Rais, Fadli Zon, Fahri Hamzah membuat arah gerak Reformasi seolah-olah berjalan ditempat bahkan yang lebih tragis mereka mengklaim dirinya para pelaku atau tokoh Reformasi sebenarnya,” kata Ketua Keluarga Besar Kampus Reformasi, Tohap pada acara Sarasehan Politik Reformasi 98 di Gedung Usmar Ismail, Jl. H.R. Rasuna Said Blok C No. 22, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2019).

Bahkan menurut Tohap, pemerintah yang terpilih secara konstitusional dan mencoba melanjutkan cita-cita Reformasi tak luput dari rongrongan mereka dengan fitnah dan pemutar balikan fakta.

“Mereka berusaha menzembalikan kekuatan otoriter rezim orba dengan mendukung salah satu calon presiden yang tangannya telah berlumuran darah para Pejuang Reformasi dan sudah terindikasi dalam semua peristiwa penculikan dan penghilangan nyawa para kawan-kawan mahasiswa dan aktivis,” sesal Tohap menambahkan.

Hal itulah menurut Tohap menjadi tujuan mereka agar tidak menjadi beban sejarah bagi Keluarga Besar Kampus Reformasi disingkat KBKR yang telah mereka bentuk.

“Lewat KBKR sejarah yang kami mulai 21 tahun lalu ingin luruskan kembali. Sekaligus mengingatkan generasi milenial bagaimana para seniornya atau abang-abangnya di culik dan dibunuh oleh kekuasaan otoriter yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme,” tandas Tohap.(Win)

By admin

3 thoughts on “Aktivis 98 Gelar Sarasehan Politik Sepenggal Sejarah Reformasi 98 Yang Tercecer”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!