Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya – Sejumlah mahasiswa asal Papua mendatangi kantor Komnas HAM di Jl. Latuharhari, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023) untuk mengadukan kasus Dogiyai, Papua Tengah, pada 21 Januari 2023. Pada kasus Dogiyai tersebut tercatat lima orang sipil yang tewas dalam kejadian ini akibat tindakan aparat.

“Hari ini kami mengadakan jumpa pers di depan komnas HAM RI untuk mengadukan kasus Dogiyai, Papua Tengah pada tanggal 21 Januari 2023. Dimana pada kasus ini, aparat menembak 5 Orang Asli Papua tanpa sebab secara membabi-buta, 5 korban tersebut ditembusi tima panas. Sementara warga lainnya berhasil menyelamatkan diri. Kejahatan demi kejahatan masih terus dilakukan di Papua,” kata Talis selaku Koordinator Kasus HAM Dogiyai.

Selain itu, sebut Talis menyebut kedatangan mereka ke Komnas HAM untuk mendesak agar dibentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk kasus korupsi Dogiyai, Papua Tengah.

Kronologi Kejadian dari Sudut Pandang Keluarga 

Talis (juru bicara dari keluarga korban penembakan dan aksi mahasiswa Papua), menjelaskan kepada media kronologis dari kasus penembakan yang terjadi di Mapia, Dogiyai Papua dari sudut pandang pihak keluarga.

“Kami mewakili keluarga korban meminta investigasi Komnas HAM dengan membentuk tim gabungan supaya usut tuntas siapa pelakunya.”

“Permintaan dari masyarakat untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan dengan adat di sana, dengan mengeluarkan si pelaku itu menyerahkan kepada masyarakat, namun polisi setempat tidak mengindahkan hal tersebut,” pungkasnya.

“Sekarang kami datang ke sini untuk memasukkan laporan investigasi dan pengaduan untuk Komnas HAM serta meminta tim gabungan pencari fakta agar pelakunya harus di hukum sesuai hukum di Indonesia. Ada dugaan pelakunya ditunjukkan kepada anggota polisi Polres Kabupaten Dogiyai. Korban yang mati tempat langsung di 1 orang. Dia adalah anggota Satpol PP di Kabupaten Dogiyai.”

“Kami atas nama saudara keluarga, mahasiswa, kami solidaritas datang minta usut tuntas kasus seperti ini karena ini adalah pelanggaran HAM berat, ” ujar Talis.

“Sampai saat ini belum diketahui, makanya kami datang ke sini untuk usut tuntas pelakunya. Jadi kami mohon kepada Komnas HAM untuk usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat ini agar pelakunya diadili seadil-adilnya sesuai dengan hukum yang berlaku,” tandasnya.

Kronologis dari Polres Dogiyai

Sebelumnya, sebut Palis kericuhan kembali terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah pada Sabtu, 21 Januari 2023. Massa melakukan penyerangan terhadap aparat kepolisian dan melakukan pembakaran beberapa kios yang ada di wilayah itu.

“Diduga massa menyerang anggota karena tidak terima adanya warga yang menjadi korban penembakan dan sesaat kemudian terjadi pembakaran di beberapa kios serta pengrusakan terhadap dua kendaraan jenis truk,” kata Kapolres Dogiyai Komisaris Samuel D. Tatiratu.

Ia mengatakan, sebelumnya seorang warga bernama Yulianis Tebai, 30 tahun, tewas tertembak di sekitar Kampung Gopouya, Kabupaten Dogiyai.

Dari laporan yang diterima polisi, insiden itu berawal dari kasus dugaan pemalakan terhadap sopir truk yang dilakukan sekelompok pemuda sekitar pukul 13.00 WIT. Polisi menyebut para pemuda itu dipengaruhi minuman beralkohol.

“Saat pemalakan, tiba-tiba terjadi penembakan yang mengenai korban Yulianis Tebai hingga meninggal,” kata Kompol Tatiratu, Sabtu malam, 21 Januari 2023.

Menurut dia, polisi yang mendapat laporan adanya pemalakan kemudian menuju tempat kejadian perkara, namun setibanya di lokasi, korban ditemukan meninggal.

Polisi, kata Tatiratu, bernegosiasi dengan keluarga korban yang sudah ada di tempat terjadinya perkara itu untuk membawa Yulianis Tebai ke Puskesmas Bomomami. Setelah dibawa, di tengah jalan rombongan dicegat dan diserang massa menggunakan batu, kayu, dan alat tajam sehingga, kata Tatirati, anggotanya mengambil keputusan untuk mengamankan diri di Polsek Mapia.

Selain menyerang anggota, massa juga merusak dua kendaraan jenis truk. Kapolres Dogiyai mengatakan, ada dua warga sipil, salah satunya sopir truk yang saat itu melintas menjadi korban penikaman.

Pada 12 November 2022 lalu, kerusuhan juga terjadi di Dogiyai. Saat itu massa membakar kawasan Pasar Moanemani. Kericuhan terjadi akibat kecelakaan lalu lintas yang menewaskan seorang anak berusia lima tahun di Kampung Ikebo, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai.

Akibat kerusuhan itu, 121 bangunan ludes terbakar termasuk enam kantor milik Pemda Dogiyai, 20 sepeda motor, dua truk, dan satu ekskavator.(Win/Red)

By admin

One thought on “Mahasiswa Papua Datangi Komnas HAM Desak Bentuk Tim Gabungan Pencari Fakta Kasus Dogiyai ”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!