Foto : Erwin

Jakarta, Media Indonesia Raya – Peredaran Narkoba terutama Ganja di wilayah perbatasan RI-PNG telah sangat mengkhawatirkan bagi warga perbatasan di Skouw Mabbo, Jayapura, Papua.

Komandan satuan tugas pengamanan perbatasan (DansatgasPamtas) RI-PNG Yonif PR 501, Letkol Inf. Eko Antoni Chandra, mengatakan, masyarakat di wilayah Skouw Mabbo meminta pemerintah dan TNI/Polri untuk membangun pos terpadu untuk mencegah maraknya peredaran Narkoba di wilayah tersebut.

Hal ini diungkapkannya, Senin (10/9/2018) menanggapi aspirasi waga di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua yang menyatakan bahwa wilayah perbatasan sudah dalam kondisi darurat peredaran Narkoba.

” Kepala Suku Skouw Mabbo, Y. Mallo, minta pemerintah dan TNI/Polri agar membangun pos terpadu. Pos terpadu itu harus melibatkan masyarakat adat setempat,” ujar Letkol Eko Antony Chandra.

Dikatakannya, permintaan tersebut merupakan keinginan yang bagus, karena demikian, masyarakat menyadari bahwa ganja itu bukan hanya masalah salah satu instansi saja, melainkan masalah bersama.

Oleh karena itu, inisiatif membangun pos terpadu di perbatasan, menurutnya harus ditindaklanjuti. Selama ini, pihaknya bersama masyarakat melakukan langkah-langkah preventif dengan sweeping dan patroli di jalur-jalur laut dan jalan tikus, yang dianggap sebagai pintu masuk peredaran ganja dari negara tetangga, PNG.

“Ganja itu membunuh generasi Papua dan Indonesia dan kondisi ini sudah dalam taraf darurat peredaran Narkoba untuk diperangi,” kata Mallo bwberapa waktu lalu di Skouw Mabbo.

Data hasil operasi teritorial Satgas Pamtas 121/MK sepanjang Maret hingga Agustus 2018 menyebutkan, setidaknya 65 tersangka diamankan bersama 26,5 kilogram ganja. Dari 30 kasus, ada 9 orang PNG yang menjadi tersangka.

Satgas Pamtas 121/Macan Kumbang yang sebelumnya bertugas sebagai Satgas Pamtas RI-PNG di wilayah tersebut telah berhasil menggagalkan peredarab dan menangkap para pelakunya.

“Seluruh tersangka berikut barang buktinya kami serahkan ke pihak kepolisian sebagai penegak hukumnya”, ungkapDansatgas Pamtas RI-PNG Yonif 121/Macan Kumbang Letkol Inf Imir Faisal.

Selain itu, petugas Pamtas mengamankan tujuh kilogram ganja untuk diserahkan kepada Korem 172/PWY sebagai penanggung jawab Satgas Pamtas, untuk di musnahkan secara bersama-sama.

“Ini semua karena peran serta masyarakat yang menyampaikan informasi kepada anggota satgas yang ada diperbatasan, sehingga bisa mencegah ganja dan narkoba tersebut,” katanya.

Menurutnya , Kampung Skouw dan Mosso merupakan kampung di perbatasan yang rawan peredaran narkoba jenis ganja.

“Semuanya hasil dari gabungan informasi, kemudian kita olah di lapangan, kemudian kita patroli,” katanya.

Patroli dilakukan secara acak. Memang jumlah batang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan ladang ganja di Aceh.

“Hanya yang perlu diperhatikan di sini, karena ganja itu ditangan secara sengaja di kebun masyarakat. Dia tersembunyi di balik tanaman masyarakat. Ada yang seperempat hektare, ada yang setengah hektare,” ujarnya.(Erwin)

By admin

One thought on “Darurat Narkoba Di Perbatasan, Warga Skouw Minta Pos TNI Terpadu”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!