Ratusan Nasabah Wanaartha Life Tuntut Dana Investasi Dikembalikan 100%

Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya – Sidang gugatan perwakilan kelompok (class action) nasabah PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha (Wanaartha Life/WAL) kembali dilanjutkan pada hari ini, Selasa (20/2/2024) dengan agenda sidang rencana pemgembalian dan pendistribusian dana kepada kelompok nasabah.

Sekitar 150 nasabah dari 504 pemegang polis yang menggugat hadir dengan baju merah maroon bertuliskan Pejoeang Sendal Jepit vs Buronan 15,9 Triliun dalam sidang. Pemegang polis ini berharap melalui keputusan pengadilan dapat dilakukan pemulihan kerugian nasabah.

Dalam gugatan ini, nasabah mengajukan class action kepada Kementerian Keuangan sebagai tergugat 1, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK (tergugat 2), Kejaksaan Agung (tergugat 3), Wanaartha Life (tergugat 4), dan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sebagai turut tergugat.

Seusai sidang class action dengan Nomor Perkara 609/Pdt. G/2023/PN. Jkt. Pst itu, Kuasa Hukum korban asuransi Wanaartha Life Dr. Firman Wijaya, S.H., M.H mengatakan pihaknya menemukan fakta bahwa alamat Tim Likuidasi Wanaartha Life berpindah-pindah.

“Pertama, kita ketahui dari status hukum sudah jelas ditentukan oleh OJK, Tim Likuidasi Wanartha Life ini tercatat dialamat yang lama dan tidak ada perubahan seperti apa yang dikatakan oleh Tim Likuidasi Wanaartha Life. Dan pada sidang hari ini mereka tidak hadir, ini merupakan bentuk tidak komitment dari Wanartha Life,” jelasnya.

Ketua Umum DPP Peradin ini juga menyebutkan pihaknya juga sudah mengumumkan melalui media massa bahwa dalam mediasi hanya ada satu opsi yakni hak nasabah harus dikembalikan semua dan tidak dikurangi sedikit pun.

“Kita percaya bahwa Bapak Presiden RI mempunyai komitment untuk mendorong untuk pengembalian dana nasabah dan kami sudah banyak bersurat yang termasuk badan penyelenggara konsumen,” kata Firman.

“Kami disini melihat bahwa Tim Likuidasi Wanaartha Life mempunyai unsur aspek yang tidak humanis karena para pemegang polis dengan jumlah yang sangat besar hanya dinilai 0,28 %. Untuk itu kami ingin mendorong seluruh lembaga asuransi Indonesia ada dibawah perlindungan pemerintah,” imbuh Firman menambahkan.

Sementara satu nasabah bernama Melisa Wijaya menegaskan mereka akan terus berjuang sampai pada titik darah pengabisan karena Wanaartha Life terkesan tidak manusiawi menghargai hak para nasabah.

“Kita lihat Wanartha Life ini sudah tidak manusiawi masa kita hanya di bayar 0,28%, para nasabah banyak yang sudah usia langsia dan apa tidak ada rasa kasihan karena uang yang mereka investasikan di Wanaartha untuk kelangsungan hidup mereka dihari tua,” tuturnya.

Heri seorang nasabah Wanartha Life asal Palembang, Sumatera Selatan mengaku dirinya sengaja datang jauh-jauh dari Palembang hanya untuk melihat langsung jalannya persidangan karena sudah empat tahun menunggu dan sampai detik ini belum ada putusan yang menyatakan bisa mengembalikan uang yang dia investasikan di Wanaartha Life.

“Saya berharap majelis hakim bisa mengambulkan gugatan kami para pemegang polis dan semua uang kami bisa dikembalikan secara utuh karena akan digunakan sebagai uang pensiun kami di hari tua nantinya,” pungkasnya.(Win/Red)