Foto : Erwin
Jakarta, Media Indonesia Raya – Tiga dari lima orang terkaya di dunia memupuk kekayaannya dari industri ekonomi digital. Pun lima brand paling bernilai di dunia, versi Majalah Forbes, adalah merk yang tumbuh besar di ekonomi digital.
Dua fakta tersebut memperlihatkan bagaimana industri ekonomi digital bergerak menguasai perekonomian dunia. Menariknya, semua itu terjadi hanya dalam waktu yang luar biasa cepat. Konon, hanya produk-produk ekonomi digital yang mampu membuat 50 juta konsumen memiilih menggunakannya dalam kurun waktu tidak lebih dari empat tahun.
Contoh ekstrim, Pokemon-Go hanya butuh waktu 19 hari untuk mendapatkan 50 juta penggunanya. Jelas super cepat dibanding industri yang lebih matang seperti airline, otomotif, telepon, atau bahkan televisi yang butuh waktu puluhan tahun untuk mencapai angka serupa.
Di tanah air, terlihat bagaimana perekonomian ”flipping” sebegitu instan. Perusahaan taksi raksasa yang tidak pernah terbayang akan goyah sekalipun, dalam hitungan kurang dari lima tahun mengalami turbulensi besar akibat gempuran transportasi online. Perusahaan travel online berusia kurang dari lima tahun pun sudah bisa menyamai revenue perusahaan travel online berusia puluhan tahun.
Kekuatan ekonomi digital juga menjadi penggerak utama revolusi industri 4.0 yang kini mulai didengungkan. Diprediksi akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke tujuh di dunia , Indonesia tidak boleh abai terhadap perubahan besar di sektor digital. Pasalnya, dengan populasi terbesar no. 4 di dunia, Indonesia akan menjadi market one can’t afford to lose dalam bisnis apapun, termasuk ekonomi digital.
Cepatnya daya disruptive membuat kita tidak punya banyak waktu untuk berpikir panjang.
“Terlambat sedikit saja, maka perusahaan ekonomi digital asing bisa sewaktu-waktu masuk dan ‘menjajah’ kita,” ujar Ketua Umum IdEA, Ignatius Untung, pada acara peresmian pengurus sekaligus update idEA dan industri e-commerce di Cocowork DLab, Jl. Riau No. 1, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (6/9).
“Dan kekalahan di bidang ekonomi digital bisa berakibat pada kalahnya ekonomi secara keseluruhan. untuk itu, keberpihakan kepada ekonomi digital harus di-framing sebagai upaya mewujudkan kedaulatan ekonomi Indonesia,” kata Untung menegaskan.
Untung melanjutkan, di kepengurusan ke-4, Asosiasi e-commerce Indonesia memiliki visi untuk mengakselerasi keberpihakan terhadap industri ekonomi digital. Kepengurusan periode ini akan lebih comprehensive mendorong kedaulatan ekonomi bertumpu pada ekonomi digital meliputi pendampingan pemerintah dalam penciptaan aturan dan iklim bisnis yang mendukung tumbuh kembang industri ekonomi digital.
“idEA akan secara aktif menjalin komunikasi dan kerjasama untuk merangkul industri terimbas ekonomi digital dan yang seharusnya bisa memanfaatkan peluang ini untuk bisa melakukan digital transformasi untuk bisa tumbuh bersama.”
Langkah lainnya, idEA juga mulai bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk menyediakan kesempatan magang, pengadaan short course, hingga merancang kurikulum ekonomi digital. Kegiatan ini dilakukan guna memastikan tersedianya tenaga kerja berkualitas.
Dari sisi internal, idEA juga akan membangun sebuah situs portal yang akan menjadi rumah besar semua pekerja ekonomi digital untuk bisa terkoneksi, berinteraksi, sharing knowledge, dan kolaborasi. Rumah besar ini pula yang diharapkan akan menjadi wadah di mana semua data ekonomi digital meliputi perkembangan industri, tren, serta berbagai penelitian bisa didapatkan untuk mendorong perkembangan yang diidamkan.
Yang tidak kalah penting, kepengurusan idEA yang baru ini juga memprioritaskan peningkatan standar layanan dan perlindungan untuk memenangkan kepercayaan konsumen dan penetrasi bisnis secara signifikan. Ini dilakukan seiring dengan upaya mengedukasi masyarakat secara luas mengenai potensi dan praktek ekonomi digital meialui berbagai rubrik tetap di banyak media massa.
Untung mengungkapkan keinginannya bahwa kepengurusan ini akan menjadi pondasi awal bagi MEA untuk berkembang dari sekadar asosiasi yang menaungi bisnis e-commerce juga memfasilitasi semua bisnis ekonomi digital bahkan di luar e-commerce industry. Sebut saja sharing economy, on demand service, health technology, agriculture, internet of things, game, content, dan lainnya.
Secara garis besar, kepengurusan kali ini terbagi atas empat bagian utama; Government Relation yang bertugas mengawal pemerintah untuk melahirkan kebijakan yang lebih pro ekonomi digital, External Relation yang menjadi matchmaker sekaligus collaborator antar-stakeholder, Internal Relation yang bertugas memastikan pertumbuhan kualitas pelaku e-commerce, dan Business Development & Supporting Service yang bertugas untuk mendukung semua aktivitas dan eksekusi program kerja ketiga divisi lainnya.
Selain kegiatan silaturahmi antar pengurus idEA dengan media, idEA juga mengadakan peresmian dan pengukuhan kepengurusan untuk periode 2018-2020. Berikut ini susunan kepengurusan idEA:
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia : Ignatius Untung S
1. Bidang Goverment Relation
Wakil Ketua Umum : Mohamad Rosihan
Ketua Bidang Ekonomi Digital : Bima Laga
Anggota : Marissa Harahap
Anggota : Yudhi Pramono
Anggota : Joshua Dharmawan
Anggota : Sari Kacaribu
Ketua Bidang Perdagangan & Perindustrian : Heriyadi Janwar
Anggota : Ferryandi
Anggota : Felix Sharief
Ketua Bidang SDM, Startup & UKM Digital : Aeran Ismail
Anggota : Admiral Maiza
Ketua Bidang Kebijakan Umum : Even Alex Chandra
2. Bidang External Relation
Wakil Ketua Umum : Setyo Harsoyo
Ketua Bidang Hubungan External Organization : Ferdiana
Anggota : Lavinia Adjie
Ketua Bidang Hubungan Perguruan Tinggi & Pendidikan : Sofian Lusa
Ketua Bidang Pemberdayaan UKM : Radityo Triatmojo
Anggota : Claudio Faldo
Anggota : Jasmine Alifa
Anggota : Fadhlan Rifki
Ketua Bidang Perlindungan Konsumen : Agnes Susanto
Anggota : Kesuma Wardhana
Ketua Bidang Startup & Inkubasi : Johny Rusly
Anggota : Irfan Haryanto
Bidang Internal Affairs :
Wakil Ketua Umum Bidang Internal Affairs : TBA
Ketua Bidang Keanggotaan & Komunitas : TBA
Ketua Bidang Konten & Internal Communication : Vriana Indriasari
Ketua Bidang Research & Development : TBA
Anggota : Epsilon Analisa
Anggota : Muhamad Irfan Agia
Ketua Bidang Public Relation
4. Bidang Business Development
Wakil Ketua Umum : Dian Gemiano
Ketua Bidang Event & Activation : Josept Koko Hardjanto
Ketua Bidang Creative Support : TBA
Ketua Bidang Business Development : Maria Sirait
Ketua Bidang Product Development & Tech Support : Princess Janf
Tentang Asosiasi E-Commerce lndonesia (idEA)
Asosiasi E-Commerce lndonesia (idEA) didirikan pada Mei 2012 merupakan wadah yang menaungi para pelaku industri e-commerce baik sebagai platform maupun ekosistem penunjang seperti pembayaran, pengiriman, digital marketing, media sosial, perbankan, dan infrastruktur.
Dengan member yang saat ini berjumlah 339 anggota, idEA merupakan mitra proaktif dan kredibel bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) khususnya pemerintah dalam membangun industri ekonomi berbasis digital di lndonesia.
idEA berperan aktif melalui program serta kegiatan edukasi, riset dan analisa kebijakan publik, melakukan hubungan dengan instansi da|am maupun luar negeri guna mendorong percepatan pertumbuhan sektor perdagangan berbasis elektronik.
Informasi lebih lanjut mengenai idEA dapat dilihat di www.idea.or.id.(Erwin)