Foto : Erwin

Jakarta, Media Indonesia Raya – Memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74, Forum Bhinneka Indonesia menggelar Diskusi Kebangsaan dengan tema ”Semarak Merah Putih Dalam Keberagaman Budaya Nusantara” di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Pukul, 19.00-selesai, Sabtu (23/8/2019).

Diskusi ini menghadirkan Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna, Jajaran Pejabat Kotamadya Depok, Tokoh Lintas Agama dan Tokoh Masyarakat.

Ketua Umum Forum Bhinneka Indonesia R. Haidar Alwi dalam sambutannya mengatakan sudah saatnya dalam rangka merayakan HUT Kemerdekaan RI yang ke 74 semua komponen anak bangsa bahu membahu mengawal dan mempertahankan ideologi Pancasila, NKRI dan Kebhinnekaan.

“Sudah saatnya kita bersama-sama mengawal Pemerintahan Jokowi dan negara dari dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab dan antek asing yang punya agenda dan kepentingan tertentu terutama mengganggu persatuan dan kesatuan sesuai amanah para Pendiri Bangsa ini. Mari kita isi kemerdekaan bangsa kita dengan hal-hal yang positif,” kata Haidar Alwi.

Haidar menambahkan bahwa tantangan dan ancaman terbesar bangsa dan negara Indonesia di usianya yang ke 74 tahun adalah masuk dan berkembangnya paham radikalisme dan intoleransi di tengah-tengah masyarakat.

“Mari kita bangun semangat patriotisme dan nasionalisme dari serbuan orang-orang radikal yang tidak bertanggung jawab, yang tidak sadar bahwa mereka dimanfaatkan oleh antek asing. Mereka dimanfaatkan oleh kekuatan besar yang berada di belakang mereka baik didalam negeri maupun diluar negeri untuk kepentingan sesaat yaitu menguasai dan menghancurkan Indonesia,” ungkap Haidar.

Walikota Depok Priadi Supriatna menyebutkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan di negeri ini membutuhkan pemimpin yang berkepala dingin, tenang, sabar dan tidak emosional.

“Itu berbahaya untuk negeri ini karena model pemimpin seperti itu bisa membuat keputusan yang tidak tepat. Pemimpin yang berkepala dingin biasanya mau mendengar dan peka terhadap lingkungan masyarakatnya, dan mau duduk bersama,” kata Priadi.

Menurut Priadi untuk membangun kesepahaman dan keselarasan antar golongan masyarakat yang beraneka ragam diperlukan komunikasi yang baik.

“Ini penting dan mutlak ada ditengah-tengah kita, terutama dalam organisasi besar seperti bangsa dan negara dibutuhkan komunikasi antar etnis, antar agama, dan lintas organisasi. Jadi komunikasi adalah solusi untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa kita,” imbuh Priadi.

Sedangkan Ketua Panitia Diskusi Kebangsaan Euis Priambodo mengatakan lewat acara Diskusi Kebangsaan ini diharapkan mampu meredam masalah radikalisme dan intoleransi khususnya di Kota Depok termasuk Jawa Barat.

“Walaupun agak berat namun kita bersama-sama Pak Haidar Alwi dan Forum Bhinneka Indonesia masih punya waktu untuk berjuang mengatasi masalah ini. Semoga lewat acara ini warga Depok yang sudah terpapar paham radikalisme dan intoleransi tergerak hatinya untuk sadar dan berubah. Dan kami panitia merasa bangga dengan begitu banyaknya warga Depok yang hadir mengikuti acara ini. Ini jelas bentuk antusiasme mereka kepada gerakan ini,” kata Euis.

Dari pantauan jurnalis Media Indonesia Raya acara diskusi kebangsaan itu sendiri dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai golongan masyarakat lintas agama, etnis dan organisasi seperti Gerakan Jaga Indonesia (GJI), Brigade Nusantara (BRINUS), Solidaritas Merah Putih (SOLMET) dan sebagainya.(Win)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!