Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya 
Perwakilan dari mahasiswa Perantauan, mendatangi istana negara untuk menyampaikan aspirasi dan nasib mereka ditengah pandemi Covid-19 yang melanda Jakarta dan Indonesia saat ini.

Perwakilan yang juga Kordinator Persatuan Mahasiswa Perantauan, Senantha kepada para awak media mengatakan kehadiran mereka di depan istana negara adalah menunjukkan kepada Presiden RI Joko Widodo tentang kondisi sulit dari mahasiswa saat ini yang dirumahkan, sedangkan mereka harus memenuhi kebutuhannya sendiri seperti akses internet dan lain-lain demi melanjutkan pendidikannya.

“Karena School From Home atau belajar dari rumah uang saku kami yang tadinya untuk makan harus berkurang karena mau tidak mau terpakai membeli quota internet. Kami juga tidak mempunyai laptop ini jadi beban bagi kami dan hari-hari ini menjadi situasi tersulit kami. Sebab itu kami datang dan berharap Presiden RI mempunyai solusi atas ketidakpastian hidup kami khusus nya di Jakarta,” katanya kawasan Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4).

Kepada Media Indonesia Raya dia mengaku bahwa aksi Mahasiswa Perantauan di depan istana negara berlangsung singkat karena adanya larangan dari pihak keamanan, sehingga sempat terjadi perdebatan keras dan situasi menjadi memanas.

“Terjadi perdebatan antara mahasiswa perantau dengan polisi yang berjaga dan bahkan kami sempat diusir. Selesai perdebatan tersebut kami hanya diberikan waktu 5 menit untuk mencurahkan isi hati kami,” jelas Senanatha.

Ia menambahakan aksi didepan Istana Negara hanya bermodal kertas karton yang bertuliskan ‘Tolong Perhatikan Nasib Kami Pak Presiden Mahasiswa Perantau. Membeli masker saja tak bisa, Apalagi Makan’.

“Sudah selama satu bulan banyak sekali mahasiswa yang terjebak di luar daerah seluruh Indonesia akibat dari wabah Covid1-9 tersebut. Jika kami tidak boleh datang ke kantor presiden, kemana kami harus mengadukan nasib kami yang saat ini luntang-lantung tidak bisa pulang kampung. Sebagian besar dari kami berada di kota besar Indonesia khususnya DKI Jakarta dan sekitarnya. Kami mengikuti anjuran PSBB yang tidak boleh beraktivitas lebih dari 5 orang, tapi jangan tutup suara kami untuk melaporkan nasib dan keadaan kami saat ini, karena terbebas dari Covid-19 pun kami menghadapi bahaya lainnua yaitu kelaparan,” jelasnya.

Menurutnya, aparat keamanan yang bertugas dilapangan sama sekali tidak memberi ruang kepada para Mahasiswa Perantauan, sekaligus tidak menggubris aspirasi Mahasiswa Perantauan yang saat ini dalam kondisi bingung sehingga mengadukan nasib mereka ke Presiden Jokowi.

“Kami sempat diancam dan ditangkap jika terus melanjutkan aksi ini. Padahal tujuan kami baik dan jelas yaitu mengadukan nasib kami kepada Presiden Jokowi. Jadi kami mengalah dan membubarkan diri, tetapi kami akan datang setiap hari untuk meminta presiden agar memperhatikan nasib kami para mahasiswa perantauan hingga tuntutan kami di kabulkan. Kami mengerti dan taat aturan sekali lagi kami datang hanya untuk mencurahkan isi hati atas ketidakjelasan nasib kami sebagai perantauan,” tambahnya.

Sebagai penutup, Senanatha menegaskan akan tetap memberikan laporan terkini kepada presiden di depan istana sampai seluruh Mahasiswa Perantau yang terjabak pandemi Covid-19 diperhatikan nasibnya.

“Bila perlu kami akan membawa seluruh mahasiswa perantau ke istana negara jika sama sekali tak ada yang menanggapi,” tandasnya.(Win) 

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!