Kemendikbudristek Kembali Gelar Kompetisi Produksi Film Pendek 2024 “Layar Indonesiana”

Foto: Istimewa

Jakarta, Media Indonesia Raya – Menyambut Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menggelar Media Gathering “Layar Indonesiana” yang merupakan kompetisi produksi film pendek. Tahun 2024 ini, merupakan kali keempat bagi Kemendikbudristek menyelenggarakan Kompetisi Produksi Film Pendek.

Acara Media Gathering “Layar Indonesiana” turut dihadiri para narasumber seperti Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik, dan Media), Ifa Isfansyah (Produser & Sutradara Film, Kurator Layar Indonesiana), Yulia Evina Bhara (Produser Film, Kurator Layar Indonesiana), Kawakibi Muttaqien (Sutradara “Malam Terasa Main-Main”, Alumni Layar Indonesiana 2023), Sarah Adilah (Produser “Pau Lipu”, Alumni Layar Indonesiana 2023).

Direktur Perfilman Musik dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra mengatakan “Layar Indonesiana” menjadi program strategis untuk tujuan regenerasi, dan ketersediaan film yang berkualitas.

“Kemudian untuk peningkatan kapasitas soalnya di Indonesia tidak menyiapkan sineas-sineas yang lebih baik dan itu sudah terbukti sebelumnya. Kompetisi film pendek itu sebelumnya sudah ada tapi yang dikirim langsung filmnya yang ternyata pada saat belajar dari rumah ada ratusan film yang dihasilkan dari kompetisi sebelumnya itu tidak layak tayang, yang layak itu ada satu atau dua film sehingga itu menjadi evaluasi bagi kita,” ungkapnya kepada awak media.

Ahmad Mahendra berharap kedepannya para sineas Indonesia lebih mempersiapkan dengan baik dalam memproduksi film pendek, tidak sekedar para sineas yang bisa memenangkan kompetisi Layar Indonesiana, namun meningkatkan kualitas tim pendek.

“Sekarang ada 30 film pendek yang diproduksi dan ada beberapa film pendek mengikuti festival Film internasional. Kita mencoba meningkatkan kualitas dari program ini, sehingga para sineas muda bisa meningkatkan kualitas nya ke film layar lebar ke depan nya,” ujarnya.

Sementara Ifa Isfansyah menyebut dalam kompetisi Layar Indonesiana masyarakat mampu melihat aspek film terutama tentang alam dan cinematography.

“Untuk tahapan seleksi, kita melihat film itu ada impact bagi film pendek. Beberapa proposal untuk pembuatan film pendek yang sudah diterima kepada kami, juga ada program pendampingan sehingga bisa meningkatkan kualitas film pendek,” tuturnya.

“Beberapa proposal untuk pembuatan film pendek yang sudah diterima kepada kami, juga ada program pendampingan sehingga bisa meningkatkan kualitas film pendek,” sebut Ifa Isfansyah menambahkan.

Sedangkan Yulia Evina Bhara berharap kompetisi film pendek ini bukan saja hanya dikonsumsi dan ditonton oleh penonton Indonesia, juga bisa ditonton oleh masyarakat internasional.

“Secara administrasi juga diatur dan yang terpenting adalah nilai originalitas dari film pendek tersebut,” jelasnya.

Terakhir, Nujul Kristanto berharap produksi film pendek “Layar Indonesiana” menjadi perhatian dan mendapat dukungan dari pemerintah sekaligus menjadi bahan evaluasi agar lebih mendukung meningkatkan kualitas film pendek di Indonesia.

“Dengan diadakannya program kompetisi produksi film pendek 2024 “Layar Indonesiana” yang diprakarsai oleh Kemendikbudristek RI, kita berharap kedepannya bisa melahirkan para sineas muda dan bakat-bakat baru sehingga bisa memajukan dunia perfilman Indonesia,” katanya.(Win/Red)